Blog Openulis

Blog artikel edukasi Islam di atas dan untuk semua golongan.

Perbedaan Boarding School dan Pesantren

Sistem Pendidikan Gontor Lebih Maju Dari Indonesia

Mereka perlu tahu

Pondok Modern Darussalam adalah lembaga pendidikan Islam yang sudah berdiri sejak 90 tahun lalu. Letaknya yang jauh dari keramaian kota, tepatnya di desa Gontor, mengesankan lembaga ini asing dari sorotan.

Namun, hal itu tidak menghambatnya untuk maju. Bahkan, tanpa advertising apapun, kiprahnya sudah dikenang oleh banyak tokoh Indonesia, khususnya dalam dunia pendidikan.

Tentu, itu semua karena Allah memberikan pesantren ini kelebihan. Apa nilai plus yang membuatnya lebih maju dari Indonesia? Selamat membaca.

belajar malam ujian

1. Muwajjah (Belajar Malam)

Sejak dahulu kala, Gontor sudah menerapkan wajib belajar malam bagi santri. Setiap hari efektif belajar, usai shalat Isya dan makan malam, pukul. 20.00–21.30 WIB seluruh santri diwajibkan berkumpul di kelas masing-masing.

Kehadiran mereka dipantau oleh wali kelas dan kegiatan ini dipantau direktur KMI.

Meskipun berkumpul dalam satu kelas, yang dipelajari siswa malam itu tidak sama, melainkan pelajaran apa saja yang ingin dipelajari para siswa.

Jika ada kesulitan, para wali kelas itu harus mampu menjawab atau memberikan jalan keluar. Malah terkadang, acara muwajjah juga diisi dengan tasyji‘, yakni semacam pemberian motivasi dari wali kelas tentang belajar di Pondok Pesantren Gontor; motivasi apa saja, bisa motivasi belajar, motivasi beribadah, atau motivasi mondok. Hasilnya, jelas efektif, jika para wali kelasnya aktif-kreatif.

Tidak jarang, belajar malam terbimbing ini diisi dengan ta’hil, yakni pendalaman materi dengan mendatangkan doktor dan asatidz senior yang pakar dibidangnya.

Muwajjah juga merupakan ajang persaingan antar wali kelas. Siapa yang terbaik, paling kreatif, paling tekun membimbing siswanya, akan terlihat dari meningkatnya prestasi belajar pada ujian pertengahan dan akhir tahun.

Lebih jelas lagi, hal itu akan terlihat dari berapa siswanya yang naik kelas. Program ini akan berakhir sebentar sebelum para santri itu memasuki masa ujian: pertengahan tahun maupun akhir tahun.

Ketika itu, para santri bebas belajar di luar kelas, namun intensitasnya justru meningkat. Dalam waktu sekitar 1 bulan, tidak ada seorang siswa pun yang tidak memegang buku. Ini yang kemudian oleh Ahmad Fuadi dalam novelnya “Negeri 5 Menara” disebut pesta belajar. Everywhere n’ Anywhere berada, para santri itu akan membawa buku: ke masjid, ke dapur, antre mandi dan wesel tidak lepas dari buku.

oral examination gontor for girl

2. Majelis Tashih UN

Sejak awal berdirinya KMI, Gontor sudah memiliki mejelis tashih, yakni majelis yang mengkoreksi soal-soal yang akan diujikan dalam ujian pertengahan tahun, akhir tahun, ujian pelajaran sore dan UN (Ujian Nihai).

Anggota majelis itu tentu saja orang-orang pilihan, yang matang dalam hal ilmu pengetahuan dan memiliki kebijaksanaan. Master Teacher berbagai mata pelajaran yang diajarkan dalam Kulliyatu-l-Mu‘allimin al-Islamiyyah (KMI).

Tradisi tashih soal di Gontor ini, dianggap sangat penting, disunnahkan sejak awal KMI berdiri. Saat Kyai Imam Zarkasyi menjadi Direktur KMI dijadikan pejabat publik di Madiun oleh Jepang sekitar tahun 1940-an, tashih soal pun tetap dilakukan.

Ustadz Shoiman Luqmanul Hakim, salah satu guru KMI dan panitia ujian ketika itu membawa soal-soal Ujian KMI ke Madiun untuk di-tashih oleh Kyai Imam Zarkasyi. Yang luar biasa, perjalanan ke Madiun ditempuh dengan sepeda ban mati, tidak dapat dipompa. Beliau mengisahkan,

Berkali-kali kami harus istirahat. Ban mati itu, kalau kepanasan, akan memuai, dan akhirnya lepas dari velg-nya. Maka, harus berhenti sampai kembali dingin. Baru kami berangkat lagi.

Tashih soal harus cermat dan hati-hati. Tidak boleh ada pertanyaan yang membuat siswa sulit menjawab.1 Jadi, bukan hanya isi soal, melainkan juga cara bertanyanya di-tashih. Koreksi ini berlaku untuk soal ujian tulis maupun lisan.

Setidaknya, klasifikasi soal harus meliputi perintah menjawab, menyebutkan, dan menjelaskan. Soal juga harus to the point pada materinya. Misalnya Ilmu Nahwu, soal ujian harus fokus pada tujuan sejauh mana pemahaman santri pada materi. Tidak perlu panjang lebar menjelaskan definisi jumlah mufidah, contohnya. Karena hafal pengertian sesuatu, tidak membuktikan paham isinya.

Yang lain —ini yang penting—, soal tidak boleh menyebut nama guru pondok yang masih hidup. Misalnya, contoh kalimat bahasa Indonesia, “Ustadz Anu mengajar dengan penuh semangat.” Tidak boleh. Hal ini demi menjaga wibawa guru tersebut, betapapun isi kalimatnya baik.

Karenanya, penyebutan nama pejabat publik, misalnya dalam soal ujian Bahasa Indonesia, bagaimana pun bunyinya dan dengan tujuan apapun, agaknya tidak bijaksana.

Masih sangat banyak contoh soal/alinea yang lain. Setidaknya, nama lain yang tidak eksplisit. Penyebutan itu, tentu saja dapat ditafsirkan bermacam-macam, termasuk dinilai sangat konotatif atau dianggap tendensius, karena situasinya.

Pertanyaan besarnya, “Apakah Mendikbud tidak mempunyai Majelis Tashih?”

Terlepas dari 2 hal di atas, entah pemerintah Indonesia sudah menerapkannya atau tidak. Seandainya pun telah dilakukan pemerintah, tidak semata-mata meniru Gontor, bahkan tahu Gontor saja mungkin juga belum. Akan tetapi, yang pasti, sekali lagi, idenya itu sudah diterapkan di Gontor sejak beberapa dekade silam.

By:

  • Nasrullah Zarkasyi
  • Penyunting

╲╭━━━━╮╲╲╭━━━━━━━━━━━━━━━━━━━╮
╲┃╭╮╭╮┃╲╲ Tarjun Najata wa lam tasluk maslikaha
┗┫┏━━┓┣┛╲╰┳╮innas safinata laa tajri a’lal yabas!
╲┃╰━━╯┃━━━╯╰━━━━━━━━━━━━━━━━━╯
╲╰┳━━┳╯╲


1Tidak ada jawabannya, di luar materi ajar atau mengada-ngada.

Mereka perlu tahu

26 Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

  1. Saya sangat setuju dan memahami judul ” Sistem Pendidikan Gontor Lebih Maju dari Indonesia ” Karena sistem pendidikan Indonesia memang belum semaju Gontor , dan Gontor menurut saya tidak memakai standar sistem pendidikan Indonesia yang sangat Formalitas , Monoton dan Stagnan , semoga Indonesia semakin maju.

    • saya sangat setuju masalah ini, di gontor bahkan tidak memakai kurikulum yang ad di indonesia, bahkan tidak ujian nasional, karena banyak santrinya yg juga dari luar negeri sehingga dirasa ujian nasional tidak relevan

  2. Sistem pendidikan Gontor memang lebih maju dari Indonesia, saya baru tahu setelah istri saya mengajak saya untuk melihat pondok Gontor 9 di Lampung , Gontor 9 Lampung saja sudah cukup membuat saya menjatuhkan pilihan dan berpendapat bahwa Gontor lebih maju dari lembaga endidikan di Lampung .Setelah ke Gontor pusat saya lebih mantab lagi dan setuju ; ” Gontor lebih maju dari Indonesia “

  3. Saya guru sekolah umum. Tidak ada hubungan apa-apa dengan Gontor. Tapi saya belajar banyak dari sistem mengajar kiai2 Gontor. Saya 100% setuju dengan judul artikel ini.

  4. kalo menurut saya yg sudah survey diberbagai pondok pesantren, pilihan saya adalah Gontor, Gontor untuk semua golongan, bukan slogan, berdasarkan hasil survey saya, Gontor adalah pesantren termurah, Gontor pesantren mandiri dg berbagai bidang usaha sampai ke SPBU juga sekarang Gontor memiliki, sehingga Gontor bisa menjadi pesantren yg murah dg fasilitas yg luarbiasa, santri dan mahasantri yg mengelolah usaha tersebut, ini salah satu ilmu yg didapat di Gontor, yaitu pengalaman kerja.
    Menurut saya Gontor adalah replika kehidupan yg akan dihadapi anak kelak, mereka belajar tentang cara bisa survive hidup mandiri, tak ada waktu tuk bersantai diGontor, Waktu Full 24 jam bermanfaat, menyebabkan anak laki2 saya tidak sempat berfikir dan menghayal yg macam2, mereka berkejar kejaran dg waktu, berlari lari adalah bukan hal yg aneh digontor, mereka selalu berlari lari tuk mengejar waktu. bukan hanya mental dan akhlak yg baik yg mereka dapatkan, tapi tubuh dan fisik yg kuat juga menjadi milik mereka. setelah 7 tahun di Gontor mereka akan siap membawa kebaikan, nilai2 Gontori tuk menjelajahi dunia yg tidak sepit, berjuang sesuai bidang minat dan keahlian yg mereka dapatkan diGontor yg menjadikan mereka pribadi yg kuat dan tangguh tuk berjuang meneggakan panji2 Islam. Gontor mendunia sudah dibuktikan oleh Alumni2 yg sudah mendunia dan sudah berada dibelahan dunia lain. semoha Allah selalu merahmati dan memberikan hidayahnya bagi Gontor dan kita semua, Aamiin

  5. Sangat berharap anak saya bisa sekolah di tempat ini, mohon info apa di contoh ada berlaku sistem senioritas sehingga santri junior seringkali di bully?

    • Di Gontor, tidak ada bullying dan perundungan. Kakak kelas justru sifatnya mengayomi karena punya tugas, misalnya memastikan adik kelas bangun sebelum subuh untuk baca Quran, mengontrol jadwal dan keadaan adik kelas, memberikan contoh berbahasa resmi, dsb.

  6. Apakah d Gontor ada semacam pondok holiday?
    Jadi untuk anak yg berencana mondok d Gontor,, biar kenal lebih dulu,, ketika liburan sekolah bisa mondok d Gontor selama liburan sekolah,,
    Misalkan anak masih kls 4 atau 5 sd …
    Terima kasih

    • Yang lalu, untuk Gontor putri ada, bulan Ramadhan. Untuk tahun ini belum ada konfirmasi. Berhubung pendaftaran masuk dan kelulusan anak sekolah udah mepet waktunya.

  7. Assalamualaikum. Bgmna sebenarnya sistem penerpan disiplin santri d Gontor, betulka yg pernah sy dengar, penerapan disiplin santri d Gontor antara lain dg dpukul??, mohon maaf kalau salah

    • Wa’alaikumussalam wa rahmatullah wa barakatuh.

      Hukuman di Gontor tujuannya mendidik. Misalnya menghafal, lari muterin lapangan biar sehat, laporan shalat Tahajjud/dhuha, buat artikel, dan lain sebagainya.

  8. jangan menyebut terbaik ada digontor. masih banyak pesantren pesantren yg lebih tua dan sudah menjalankan sistem seperti itu. berniat menunjukan jati diri terbaik termasuk penyakit riak,belajarlah dari dawuh guru besar sunan kalijaga.

  9. Judul tsb tidak mengada² bagi saya sbg alumni. Kalopun ada yg merasa direndahkan segera fastabiqul khairat… Tidak ada gunanya iri kpd Gontor. Muhasabah dan koreksi diri adalah sikap bijak. Gontor pun tidak alergi trhdp politik

  10. ‘Sistem Pendidikan Terbaik Indonesia ada di Gontor’

    Mungkin ini akan lebih baik, sehingga seakan tidak meremehkan atau merendakan Indonesia melalui mendikbud, bukannya gontor juga Indonesia ??

    • Alhamdulillah.

      Sebenarnya, awal tulisan ini memang bertujuan mengkritik sistem pendidikan Kemendikbud. Saya sebagai alumni, tidak berani mengatakan “Gontor Terbaik” karena kaum muslimin punya banyak pondok dan lembaga pendidikan. Kalau ditulis “Terbaik” takutnya merendahkan sekolah swasta lain. 😀

      Tapi, kalau dari susunan katanya, usulan Noven lebih bagus dari judul artikel ini.

  11. Assalamualaikum. Ust, sungguh belum pernah saya dapatkan sistem pembelajaran seperti yang ada di KMI Gontor. Saya masuk gontor dulu tahun 1999 – 2005, dan melanjutkan ke perguruan tinggi di IAIN Menyelesaikan S2 Juga di IAIN Propinsi lampung, dengan jiwa keikhlasan yang saya peroleh dari pondok tidak saya dapatkan seperti di gontor. Semoga Allah selalu memberikan kesehatan pada pak kiyai yg di ma’had. Amin.