Openulis Media
  • Edukasi
  • Diskusi
  • Humaniora
  • Politik
  • Sejarah
  • Tokoh
  • Kisah
No Result
View All Result
  • Edukasi
  • Diskusi
  • Humaniora
  • Politik
  • Sejarah
  • Tokoh
  • Kisah
No Result
View All Result
Openulis
No Result
View All Result

“Haram” Mengucapkan Selamat Hari Ibu Dalam Islam

Syams by Syams
December 22, 2017
in Budaya, Edukasi
0
Ucapan Hari Ibu Tanggal
1.5k
SHARES
4.4k
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Setiap tanggal 22 Desember, Indonesia memperingati hari ibu. Tak mau kalah, hari ayah pun menyusul. Tidak hanya itu, ada juga hari tembakau, hari buruh, hari anak, hari keluarga sekalian … Kalau mau dikumpulkan, mungkin satu tahun 365 hari akan penuh dengan peringatan hari-hari nasional maupun internasional macam di atas.

Teman-teman muslim yang kritis tentu akan merasa janggal dengan peringatan hari nasional tersebut, karena tidak sesuai dengan karakter agama Islam.

Pasalnya, budaya ini hadir dari kebiasaan sebuah masyarakat yang tidak mampu memenuhi hak seseuatu yang diperingati tersebut. Maka untuk memberikan kepedulian dan perhatian mereka, hari itu diadakan.

Silakan lihat hari AIDS Internasional, diadakan karena manusia tidak mampu mengobati virus HIV yang sangat berbahaya mematikan. Kenapa mereka tidak mampu mengatasi HIV/AIDS? Karena mereka masih ingin berzina.

Baca hari buruh internasional yang populer disebut may day. Di selenggarakan karena kealpaan dunia dan pemerintah terhadap kesejahteraan buruh. Bahkan hari tersebut hanya jadi dalih bahwa pemerintah peduli pada buruh.

Untuk apa ada hari petani, kalau petani tidak makmur? Buat apa ada hari guru, sementara hak dan aspirasi mereka dalam mendidik diberangus?

Silakan baca sejarah hari-hari tersebut, Anda akan temukan semuanya tiada berarti, tujuannya diadakannya tidak tercapai, karena memang ketika diperingati tidak benar-benar dipahami esensinya.

Sejarah Hari Ibu Internasional

Amerika adalah negara pertama meramaikan hari ibu, mengingat warga USA adalah masyarakat tanpa ikatan kekeluargaan seperti yang kita kenal dalam Islam (mahram, silaturrahim, wali, nasab, faraidh dsb.)

Semakin hari hubungan kekerabatan mereka semakin renggang, bahkan bisa tidak saling kenal. Kawin-cerai semakin membuat rumit hubungan antara anak dan orang tuanya. Tak ada bab birrul walidain dalam kajian etika mereka.

Melihat itu semua, nurani mereka mulai terusik. Ibu yang berjasa –setidaknya- mengandung dan melahirkan, harus dihormati jasanya. Bahkan gereja tak sanggup menyuguhkan moral itu.

Hingga tahun 1908 seorang wanita bernama Anna Jarvis untuk kali pertama membawa bunga yang dibagikan kepada para jemaat yang ada di gereja tempat dahulu ibunya beribadat.

Sebelum itu, Julia Ward Howe yang seorang penyair dan penulis sudah mengkampanyekan para ibu untuk selamatkan Inggris, dalam rangka menyatukan wanita untuk melawan peperangan yang sedang terjadi, karena peperangan telah merenggut nyawa ayah, anak laki-laki dan suami mereka.

Anna Jarvis memilih hari Minggu, karena ia ingin menjadi peringatan yang berkekuatan spiritual gereja. Konggres Amerika baru menyepakatinya sebagai hari resmi nasional pada tahun 1914.

Tapi tahukah Anda, kalau Anna Jarvis akhirnya menyesal?

Hanya 9 tahun setelah diresmikannya hari ibu, Amerika mulai berpesta pora di setiap hari ibu tiba. Dengan dalih menghormati ibu, mereka hanya memanfaatkannya untuk bisnis dan marketing berbagai hadiah di pasar. Sakralitas gereja telah berubah menjadi ajang promo dan marketing pasar.

Anna Jarvis menyesal, “Saya berharap bahwa saya tidak memulai hari ini, karena ia telah keluar dari kendalinya.”

Dengan semua kemarahannya Anna mengerahkan sisa hidup dan hartanya untuk mengembalikan hari yang telah disesalinya itu. Tapi tanpa hasil. Bahkan disebutkan bahwa ia ditangkap tahun 1948 gara-gara demo atas keruhnya hari ibu, dia dianggap mengganggu keselamatan.

Selanjutnya, apa istimewanya sejarah hari ibu di atas?

Bermula dari pembagian bunga dan hanya berujung pada penjualan bunga. Bermula dari gereja berujung penyesalan. Dan akhirnya penangkapan.

Lalu, apa bagusnya hari ibu?

Cermatilah semua peringatan yang mereka buat. Tak jauh dari suasana seperti itu. Hari HIV hanya ajang bagi-bagi kondom gratis, hari kasih sayang hanya kedok freesex.

Perlahan tapi pasti, “kebodohan” seperti ini mulai dinikmati tubuh muslimin yang tak lagi mempunyai pertahanan ilmu yang kokoh. Termasuk negeri Indonesia. Kita lupa kalau identitas sebagai muslim. Tak memerlukan sebuah hari di mana kita menghormati dan berbakti kepada ibu kita.

Lebih parah lagi, ada yang menjadikan hari Ibu sebagai ajang menipu dan riya. Memberikan ucapan hari ibu, kemudian ngaku-ngaku cinta bunda. Tapi akhlaknya setiap hari seperti maling kundang, mamah baik cuma ketika keinginannya terpenuhi.

Saya harap para ibu dan pegiat sosial tidak tersinggung mengenai ini. Jauh sebelum hari ibu diramaikan untuk menghargai jasa kaum Hawa, Allah dan Rasul-Nya sudah mengapresiasi setiap keringat mereka saat mengandung, setiap helaan napas mereka saat melahirkan, dan setiap tetes ASI saat menyusui.

وَوَصَّيْنَا الْإِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ إِحْسَانًا حَمَلَتْهُ أُمُّهُ كُرْهًا وَوَضَعَتْهُ كُرْهًا وَحَمْلُهُ وَفِصَالُهُ ثَلَاثُونَ شَهْرًا

Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang tuanya, ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula). Mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan, (Al-Ahqaaf: 15)

أَنَّ رَجُلًا، سَأَلَ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَيُّ النَّاسِ أَحَقُّ مِنِّي بِحُسْنِ الصُّحْبَةِ قَالَ أُمُّكَ قَالَ ثُمَّ مَنْ قَالَ أُمُّكَ قَالَ ثُمَّ مَنْ قَالَ ثُمَّ أُمُّكَ قَالَ ثُمَّ مَنْ قَالَ ثُمَّ أَبُوكَ

Seorang pemuda bertanya kepada Nabi Muhammad, “Siapakah orang yang paling berhak mendapatkan cinta, rasa hormat dan loyalitasku?” Belaiu menjawab, “Ibumu“. Dia bertanya kembali “Lalu siapa?” Beliau menjawab, “Ibumu“. “Kemudia siapa lagi?” Tanya pemuda itu, Nabi Membalas, “Ibumu“. Orang itu bertanya lagi, “Lalu siapa lagi?” Nabi Membalas, “Kemudia ayahmu”. (Ahmad, al-Bukhari, Muslim)

Ada pemuda penduduk Yaman yang sedang thawaf di Masjidil Haram sambil menggendong ibunya di punggung. Melihat Ibnu Umar, seorang sahabat Rasul, orang itu bersyair,

إِنِّي لَهَا بَعِيْرُهَا الْمُـذِلَّلُ –  إِنْ أُذْعِرْت رِكَابُهَا لَمْ أُذْعَرُ

Sungguh aku adalah tunggangan ibu yang sangat patuh. # Saat tunggangan lain kabur, aku tidak akan kabur.

ثُمَّ قَالَ ياَ ابْنَ عُمَرَ أَتَرَانِى جَزَيْتُهَا قَالَ لاَ وَلاَ بِزَفْرَةٍ وَاحِدَةٍ

Kemudian dia bertanya, “Wahai Ibnu Umar apakah aku telah membalas jasa dan kebaikannya?” Ibnu Umar menjawab, “Belum, walaupun satu helaan napasnya saat melahirkanmu.” (al-Bukhari: al-Adab al-Mufrad)

Sebelum tiba hari ini, Allah telah menyediakan hadiah untuk ibu. Tak perlu kata-kata mutiara yang tak laku. Cukuplah sabda Nabi yang mulia sebagai pedoman tingkah laku.

Artikel Menarik:

  • Ribut Toleransi Kristen Perayaan Hari Natal

 

Tags: CintaIslamKampanyeKeluargaWanita
Previous Post

Syair Imam Syafi'i, Pedoman Mencari Teman dan Sahabat Sejati

Next Post

Iman Kepada Qadha dan Qadar, Bekal Sukses Pengusaha Muslim

Syams

Syams

Jika ilmu adalah hewan buruan, biarkan ia terikat dengan tulisan.

Next Post
etika bisnis pengusaha muslim yang sukses

Iman Kepada Qadha dan Qadar, Bekal Sukses Pengusaha Muslim

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Bacaan Menarik

Masjid dan Gedung Utama Gontor Putra Ponorogo
Budaya

Konsep MOS dan OSPEK di Pondok Pesantren Gontor

by Syams
2017/03/14
0

Entah darimana saya harus memulai tulisan singkat mengenai MOS/OSPEK ini. Karena ada beberapa versi mengenai kegiatan tersebut berdasarkan sejarah, manfaat...

Read more
Rasa Malu dalam Islam, Sifat Malu menurut Islam

Pengaruh Kesedihan Bagi Kesehatan Mental dan Fisik

2016/12/27
Sarapan Kurma Sehat

Sarapan Kurma (Cerpen Bag.2)

2017/02/15
Kata Motivasi Kerja dalam Islam

Motivasi Kerja Dalam Islam: Tawakal Menikmati Proses Menjemput Rezeki (Ikhtiar)

2018/07/01
Jurnalistik Islam Ulumul Hadits

Belajar Jurnalistik Islam Dari Ilmu Jarh Wa Ta’dil (Ulumul Hadits)

2017/07/16

Terpopuler!

  • Pendaftaran pondok pesantren gontor

    Info Pendaftaran Pondok Pesantren Gontor & Biaya Masuk

    171 shares
    Share 171 Tweet 0
  • Pendaftaran Pesantren Gontor Secara Online Tidak Ada, Kenapa?

    1453 shares
    Share 1453 Tweet 0
  • 13 Keutamaan Menikah Muda, Lengkap Dengan Manfaatnya

    1577 shares
    Share 1577 Tweet 0
  • 30 Resep Herbal Manfaat dan Khasiat Habbatussauda

    42 shares
    Share 42 Tweet 0
  • Meluruskan Makna Fitnah Lebih Kejam Dari Pembunuhan Menurut Islam

    163 shares
    Share 163 Tweet 0
  • 7 Cara Hidup Bahagia Menurut Islam

    124 shares
    Share 124 Tweet 0
  • Pengertian Jihad Dalam Islam Yang Benar Menurut al-Quran dan Hadits

    158 shares
    Share 158 Tweet 0
  • About
  • Contact
  • Privacy
  • Table Of Content
  • TOS
Bacalah dengan nama Tuhanmu
No Result
View All Result
  • Edukasi
  • Diskusi
  • Humaniora
  • Politik
  • Sejarah
  • Tokoh
  • Kisah

© 2018 - Openulis Media